Meraih Pahala Haji dan Umroh Melalui Sholat Isyroq
https://minanews.net/bulan-malam-ini-tepat-di-atas-kabah/ |
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb yang berhak disembah. Sholawat serta salam marilah
kita panjatkan kepada
baginda kita Rasulullah Nabi Muhammad SAW, para keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik hingga akhir zaman mudah-mudahan kelak kita mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir nanti
Aamiin Ya Rabbal Alamin
(آمِيْنُ يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْن)
Sedikit di antara
kita yang mengetahui shalat yang satu ini. Sholat ini dikenal
dengan sholat isyroq. Sholat isyroq sebenarnya termasuk sholat Dhuha,
namun dikerjakan di awal waktu. Simak penjelasannya berikut ini.
Asal Penamaan Sholat Isyroq
Penyebutan sholat ini dengan sholat isyraq berdasarkan
penamaan sahabat Ibnu ‘Abbas.
Dari ‘Abdullah bin Al Harits, ia berkata:
أن ابن عباس كان لا يصلي الضحى حتى أدخلناه على أم
هانئ فقلت لها : أخبري ابن عباس بما أخبرتينا به ، فقالت أم هانئ : « دخل رسول
الله صلى الله عليه وسلم في بيتي فصلى صلاة الضحى ثمان ركعات » فخرج ابن عباس ،
وهو يقول : « لقد قرأت ما بين اللوحين فما عرفت صلاة الإشراق إلا الساعة » ( يسبحن
بالعشي والإشراق) ، ثم قال ابن عباس : « هذه صلاة الإشراق »
Ibnu ‘Abbas pernah tidak shalat Dhuha sampai-sampai kami menanyakan
beliau pada Ummi Hani, aku mengatakan pada Ummi Hani, “Kabarilah mengenai Ibnu
‘Abbas.” Kemudian Ummu Hani mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah sholat Dhuha di rumahku sebanyak 8 raka’at.” Kemudian Ibnu ‘Abbas
keluar, lalu ia mengatakan, “Aku telah membaca antara dua sisi mushaf, aku
tidaklah mengenal shalat isyroq kecuali sesaat.” (Allah berfirman yang
artinya), “Mereka pun bertasbih di petang dan waktu isyroq (waktu pagi).” Ibnu
‘Abbas menyebut sholat ini dengan SHOLAT ISYROQ.
Keutamaan Sholat Isyroq
Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ
يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ
مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan sholat shubuh dengan berjama’ah di masjid,
lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan sholat sunnah Dhuha, maka
ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.”
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«
مَنْ صَلَّى
الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ».
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“Barangsiapa yang melaksanakan sholat shubuh secara berjama’ah lalu ia
duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia
melaksanakan sholat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan
umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.”
Tata Cara Pelaksanaan
Sholat Isyroq
- Sholat isyroq dilakukan sebanyak dua raka’at. Gerakan dan bacaannya sama dengan sholat-sholat lainnya.
- Berdasarkan hadits-hadits yang telah dikemukakan, sholat isyroq disyariatkan bagi orang yang melaksanakan sholat jama’ah shubuh di masjid lalu ia berdiam untuk berdzikir hingga matahari terbit, lalu ia melaksanakan sholat isyroq dua raka’at.
- Ketika berdiam di masjid dianjurkan untuk berdzikir. Dzikir di sini bentuknya umum, bisa dengan membaca Al Qur’an,membaca dzikir, atau lebih khusus lagi membaca dzikir pagi.
- Waktu sholat isyroq sebagaimana waktu dimulainya sholat Dhuha yaitu mulai matahari setinggi tombak, sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit. Hal ini sebagaimana keterangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Al Lajnah Ad Daimah mengenai pengertian matahari setingi tombak.
Faedah Berharga
Lainnya dari Hadits di atas
- Dalam hadits yang telah disebutkan terdapat dorongan untuk melaksanakan sholat jama’ah shubuh di masjid.
- Dianjurkan memanfaatkan waktu pagi untuk ibadah dan bukan diisi dengan malas-malasan seperti kebiasaan sebagian muslim yang malah mengisi waktu selepas shubuh dengan tidur pagi. Sungguh sia-sia waktu jika digunakan seperti itu. Lihat pembahasan kami di sini.
- Dianjurkan berdiam setelah sholat shubuh untuk berdzikir hingga matahari terbit sebagaimana hal ini dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- An Nawawi dalam Shohih Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat sholat setelah sholat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang tabi’in –Simak bin Harb-. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,
أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم-
“Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
duduk?”
Jabir menjawab:
نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ
مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ
فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.
“Iya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari
tempat duduknya setelah sholat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari
terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat
sholat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara
jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
hanya tersenyum saja.”
- Dianjurkan berdzikir setelah sholat shubuh, bisa dengan membaca Al Qur’an atau membaca dzikir pagi.
- Keutamaan mmengerjakan shalat isyroq dua raka’at adalah mendapatkan pahala haji dan umroh. Akan tetapi sholat ini tidak bisa menggantikan ibadah haji dan umroh, namun hanya sama dalam pahala dan balasan saja.
- Semoga bermanfaat dan semoga Allah menolong kita menghidupkan sunnah yang mulia ini. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Berikut ini adalah lafal niat sholat Isyraq:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الإِشْرَاقِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal isyraq rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Isyraq dua rakaat karena Allah SWT,” (Lihat Perukunan Melayu, ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 40).
Penulis: Muhammad Abduh
Tuasikal
Artikel https://rumaysho.com
Diselesaikan di waktu
Ashar, 28 Muharram 1431 H di Wisma MTI, sekretariat YPIA, Pogung Kidul
Footnote:
- QS. Shad: 18
- HR. Al Hakim. Syaikh Bazmoul dalam Bughyatul Mutathowwi’ mengatakan bahwa atsar ini hasan ligoirihi (hasan dilihat dari jalur lainnya).
- HR. Thobroni. Syaikh Al Albani dalam Shahih Targhib (469) mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirihi (shahih dilihat dari jalur lainnya).
- HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
- Lihat Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin,hal. 289, Daruts Tsaroya, cetakan pertama, tahun 1424 H.
- Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah no. 19285, 23/423, Darul Ifta’.
- HR. Muslim no. 670.
Akhi, ukhti, yuk baca
tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/784-meraih-pahala-haji-dan-umroh-melalui-shalat-isyroq.html
Follow me on Insragram:
@ahdankusumayudha
@ahdanbayukusumayudha
Facebook: AhdanBayuKusumaYudha
Note: "Yang posting tentang hal baik belum tentu dirinya juga baik, maka alangkah baiknya saling mengingatkan". #Selfreminder
EmoticonEmoticon